14 Peninggalan Kerajaan Demak Beserta Penjelasan dan Gambarnya
Sponsors Links
Demak merupakan Kerajaan Islam di Jawa Tengah yang berdiri
tahun 1475 Masehi sesudah Kerajaan Hindu Buddha di daerah Jawa dan ini
merupakan Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yang mempunyai peran
penting dalam penyebaran agama Islam di seluruh wilayah Indonesia dan
dahulunya,Kerajaan ini bernama Glagah atau Bintoro. Kerajaan ini
didirikan oleh Raden Patah yang mendapatkan dukungan dari wali songo.
Pada mulanya, Demak hanya sebuah Kadipaten bagian dari Kerajaan
Majapahit. Akan tetapi saat Kerajaan Majapahit mulai mengalami
keruntuhan dan Islam mulai bertumbuh, maka Kdipaten ini juga berkembang
menjadi sebuah Kerajaan Islam paling besar. Kerajaan Demak ini ditandai
dengan beberapa bukti peninggalan sejarah yang akan kami ulas secara
lengkap berikut ini lengkap dengan sejarah Kerajaan Demak selengkapnya.Artikel terkait:
- Sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara Lengkap
- Candi Kalasan
- Candi Cetho
- Candi Peninggalan Budha
- Candi Peninggalan Agama Hindu
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah dengan masa pemerintahan dari tahun 1500 sampai 1518 yang saat naik tahta mendapatkan gelar Sultan Alam Akbar al Fatah. Dari Babad Tanah Jawa, Raden Patah merupakan putra dari Brawijaya V yang merupakan raja Kerajaan Majapahit terakhir dengan putri Campa. Raden Patah kemudian mulai menyusun kekuatan armada laut sehingga berkembang menjadi sangat kuat.
Demak juga membantu Malaka yang saat itu dikuasai oleh Portugis sebab kepentingan Kerajaan Demak juga terganggu oleh kehadiran Portugis di Malaka tersebut, akan tetapi sayangnya serangan yang dilakukan Demak tersebut tidak membuahkan hasil. Raden Patah lalu diganti oleh Adipati Unus dengan masa pemerintahan mulai tahun 1518 sampai dengan 1521 dan Adipati Unus meninggal tanpa meninggalkan keturunan sehingga digantikan oleh sang adik Pangeran Sekar Seda Lepen.
Pangeran Sekar Seda Lepen lalu dibunuh oleh utusan dari kemenakan lain yakni Raden Mukmin, anak dari Pangeran Trenggana yang kemudian naik tahta serta mendapatkan gelar Sultan Trenggana dimana Demak mencapai masa kejayaan dan mencakup wilayah yang luas yakni Jawa Barat yaitu Banten, Cirebon dan Jayakarta, Jawa Tengah dan juga sebagian wilayah Jawa Timur.
Sesudah Sultan Trenggana maka Demak mulai menunjukkan kemunduran dan terjadi perebutan kekuasaan Arya Panangsang, anak Pangeran Sekar Sedo Lepen dengan Sunan Prawoto, putra tertua dari Sultan Trenggana. Sunan Prawoto kalah oleh Arya Penangsang, namun Arya Penangsang juga akhirnya dibunuh Joko Tingkir, menantu Sultan Trenggana yang kemudian menjadi Adipati Pajang. Joko Tingkir yang kemudian diberi gelar Sultan Hadiwijaya memindahkan pusat Kerajaan Demak ke daerah Pajang.
Artikel terkait:
- Sejarah Candi Kalasan
- Sejarah Candi Ratu Boko
- Sejarah Kerajaan Majapahit
- Sejarah Kerajaan Singasari
- Sejarah Kerajaan Sriwijaya
1. Pintu Bledek
Pintu
Bledek atau Pintu Petir merupakan pintu yang dilengkapi dengan pahatan
yang dibuat tahun 1466 oleh Ki Ageng Selo. Dari cerita yang beredar,
Pintu Bledek ini dibuat oleh Ki Ageng Selo dengan petir yang tersambar
memakai kekuatan supranatural yang dimilikinya yang ia tangkap saat ada
di tengah sawah.Pintu tersebut lalu dibawa pulang dan dibawa ke Raden Patah kemudian pintu ini dipakai untuk pintu masuk utama Masjid Agung Demak yang keadaannya sudah mulai rusak sehingga di simpan dalam Museum dalam Masjid Agung Demak tersebut.
2. Masjid Agung Demak
Peninggalan
Kerajaan Demak selanjutnya adalah Masjid Agung Demak. Masjid Agung
Demak ini didirikan tahun 1479 Masehi yang kini sudah berumur sekitar 6
abad tetapi masih berdiri dengan kokoh sebab sudah dilakukan renovasi
sebanyak beberapa kali. Masjid Agung Demak ini tidak hanya sebagai
peninggalan sejarah Kerajaan Demak saja, akan tetapi dulunya merupakan
pusat dari pengajaran serta syiar Islam.Masjid ini dikatakan sebagai asal mula pemikiran dari kehadiran Kerajaan Demak Bintoro. Secara geografis, Masjid Agung Demak terletak di Desa Kauman, Kecamatan Demak Kota, Kabupaten Demak Kota, Jawa Tengah. Arsitektur masjid ini terlihat berbeda dari arsitektur masjid yang ada di jaman sekarang, Masjid Agung Demak mengguanakn kombinasi gaya budata Jawa Tengah yang sangat kental dan ornamen yang terdapat di Masjid Agung Demak ini juga melukiskan tentang hubungan antara Jawa dengan Islam.
Masjid Agung Demak ini memiliki ukuran luas sebesar 31 x 31 meter persegi yang di bagian sisi Masjid Agung Demak ini juga terdapat serambi berukuran 31 x 15 meter persegi dengan panjang keliling 35 x 3 meter. Serambi masjid ini terbuka dan bangunan masjid di topang dengan total 128 soko. 4 diantara soko ini adalah soko guru sebagai penyangga utama, sementara tiang penyangga bangunan total ada 50 buah dan tiang penyangga serambi berjumlah 28 serta tiang keliling sebanyak 16 buah. Bentuk Masjid Demak memakai material kayu dengan bentuk bulat lengkap dengan beberapa lengkungan. Bagian interior masjid juga memakai material kayu lengkap dengan ukiran yang juga terlihat sangat artistik dan cantik.
3. Soko Guru atau Soko Tatal
Soko
Guru atau Soko Tatal merupakan tiang penyangga dari Masjid Agung Demak
yang terbuat dari material kayu dengan diameter 1 meter dan berjumlah
sebanyak 4 buah. Semua Soko Guru ini dibuat oleh Sunan Kalijogo dan
menurut cerita Sunan Kalijogo baru menyelesaikan 3 buah soko guru dan
Masjid Agung Demak sudah dibangun serta sudah mulai masuk dalam tahapan
pemasangan atap.Sehingga karena dikejar waktu, Sunan kalijogo kemudian mengumpulkan tatal atau kulit kayu yang berasal dari sisa pahatan dari 3 soko guru untuk dibuat menjadi 1 soko guru baru memakai kekuatan spiritual yang dimiliki Sunan Kalijogo dan inilah yang menyebabkan soko guru diberi istilah soko tatal.
4. Bedug dan Kentongan
Bedug dan juga kentongan, dulunya dipakai sebagai alat untuk
mengumpulkan rakyat sekitar Masjid untuk menandai masuknya waktu sholat.
Kedua benda ini ditemukan dalam Masjid Agung Demak dengan bentuk
seperti tapal kuda dengan folosofi saat dibunyikan atau dipukul maka
rakyat sekitar masjid harus datang untuk menunaikan sholat. Bedug dan
kentongan ini menjadi peninggalan sejarah Kerajaan Demak yang juga masih
bisa dilihat hingga sekarang.
5. Situs Kolam Wudhu
Kolam wudhu ada di halaman Masjid Agung Demak dan dulu di pakai untuk
tempat wudhu para musyafir dan juga santri yang akan melaksanakan
sholat, akan tetapi sekarang kolam wudhu ini tidak lagi dipergunakan
sebagai tempat berwudhu pada saat ingin melaksanakan sholat.
6. Makam Sunan Kalijaga
Sunan
Kalijaga yang merupakan salah satu dari 9 Sunan WaliSanga yang
berdakwah di sekitar wilayah Jawa. Sunan Kalijaga wafat tahun 1520 lalu
dikebumikan di Desa Kadilangu berdekatan dengan Kota Demak.Makam Sunan Kalijogo ini sekarang menjadi sebuah situs yang sering didatangi peziarah dan juga wisatawan dari berbagai wilayah di tanah air dan juga menjadi salah satu peninggalan dari Kerajaan Demak.
Banyak orang yang berkunjung untuk tujuan berziarah dan juga berdoa, semoga diberikan kemudahan dan juga keberkahan lewat berdoa ini. Situs ini sangat dijaga baik oleh pengelolanya, agar pengunjung atau peziarah nyaman saat berdoa dan bersholawat.
7. Maksurah
Maksurah merupakan ukiran kaligrafi ayat Al quran yang digunakan
sebagai interior dinding Masjid Agung Demak. Maksurah ini dibangun saat
kekuasaan Aryo Purbaningrat yang merupakan adipati Demak tahun 1866 dan
kaligrafi ini menceritakan mengenai ke-Esaan Allah.
8. Dampar Kencana
Peninggalan Kerajaan Demak selanjutnya adalah Dampar Kencana. Dampar
Kencana merupakan singgasana untuk para Sultan Demak yang kemudian
digunakan sebagai mimbar khotbah pada Masjid Agung Demak. Mimbar ini
akan tetapi tidak lagi digunakan dan disimpan pada museum Masjid Agung
Demak agar terhindar dari kerusakan.
9. Piring Campa
Piring Campa merupakan piring porselen sebanyak 65 buah yang saat ini
dipasang pada interior dinding Masjid Agung Demak. Seperti namanya,
piring ini merupakan hadiah dari putri Campa yakni ibu dari Raden Patah,
pendiri Kerajaan Demak.
10. Serambi Majapahit
Serambi yang ada di Masjid Agung Demak ini terlihat sangat indah
dengan arsitektur unik dan antik yang memiliki arti sejarah didalamnya.
Dari sejarah Kerajaan Demak, serambi Majapahit ini memiliki 8 buah tiang
pendopo yang berasal dari Kerajaan Majapahit, akan tetapi saat Kerajaan
Majapahit runtuh, beberapa peninggalannya tidak lagi terawat sehingga
Adipati Unus membawa benda pusaka tersebut menuju Demak yang sekarang
ditempatkan di serambi Masjid Agung Demak dan masih bisa dilihat sampai
sekarang.
11. Mihrab
Mihrab yang merupakan pengimaman juga merupakan peninggalan dari
Kerajaan Demak yang didalamnya terdapat gambar hewan bulus prasasti
Condro Sengkolo. Prasasti Condro Sengkolo ini mempunyai arti Sariro
Sunyi Kiblating Gusti tahun 1401 Saka atau 1479 Masehi. Ini membuat
kesimpulan jika di masa Kerajaan Demak juga sudah mengenal Mihrab atau
pengimaman yang berlukiskan hiasan tertentu yang adalah akulturasi
budaya Islam dan juga Jawa.
12. Dampar Kencono
Jika dilihat dari sejarah, Dampar Kencono merupakan Peninggalan
Kerajaan Majapahit, sebab Dampar adalah hadiah yang diberikan Prabu
Bhrawijaya ke V yakni Raden Kertabumi untuk Raden Patah yang merupakan
raja pertama Kerajaan Demak sehingga ahli sejarah mengatakan jika di
masa akhir Kerajaan Majapahit, banyak rakyat yang sudah memeluk agama
Islam.
13. Pawestren
Dari
sejarah Kerajaan Demak dikatakan jika faham Islam sudah maju pada saat
tersebut dan jamaah sholat laki-laki serta perempuan sudah dipisahkan.
Tempat sholat berjamaah perempuan ini dinamakan pawestren.Pawestern ini merupakan bangunan dengan 8 tiang penyangga yang 4 tiang uatam di topang belandar balok bersusun tiga lengkap dengan ukiran motif Majapahit. Motif maksurah tahun 1866 Masehi ini diperkirakan dibuat pada masa Arya Purbaningrat.
14. Surya Majapahit
Peninggalan Kerajaan Demak selanjutnya adalah Surya Majapahit. Surya
Majapahit merupakan gambar dekorasi bentuk segi delapan yang sangat
terkenal di era Majapahit. Beberapa sejarawan memperkirakan jika benda
tersebut merupakan lambang Kerajaan Majapahit, sementara Surya Majapahit
yang terdapat di Masjid Agung Demak tersebut dibuat tahun 1401 tahun
saka atau 1479 Masehi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar