Kamis, 08 Februari 2018

PERSEBARAN ISLAM DI INDONESIA

Penyebaran Agama Islam di Indonesia

A. Datangnya Islam di Indonesia
Pada umumnya para ahli berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-13. Tetapi ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa agama Islam datang ke Indonesia lebih awal lagi. Misalnya, penemuan batu nisan makam Fatimah binti Maimun yang ada di Leran, Gresik yang berangka tahun 1082 M. Bahkan menurut beberapa ahli lainnya juga Islam sudah datang sekitar abad ke-7 M.

Mengenai pendapat Islam masuk sekitar abad ke-7 M didasarkan pada sumber-sumber yang berasal dari Dinasti Tang. Berita tersebut menceritakan adanya orang Ta-shih yang membatalkan niatnya untuk menyerang kerajaan Ho-Ling. Orang Ta-shih diidentifikasin sebagai orang Arab. Orang-orang Ta-shih betempat tinggal di sekitar kekuasaan Sriwijaya. Saat itu orang-orang Ta-shih lebih mementingkan kepentingan ekonomi daripada melakukan Islamisasi, mengingat masih kuatnya kekuasaan kerajaan Hindu-Buddha di kerajaan Sriwijaya (Daliman, 2012. hlm. 24). 

Pendapat para ahli yang menyatakan bahwa agama Islam masuk pada abad ke-13 M didukung oleh fakta-fakta historis. Berita Marco Polo pada tahun 1292 membuktikan fakta tersebut, ketika ia datang di Perlak ia banyak menjumpai penduduk yang telah beragama Islam dan banyak pedagang dari India yang gemar menyiarkan agama Islam di sana. Berita Ibnu Batuta yang datang berkunjung di Samudra Pasai pada tahun 1345 dan bukti-bukti arkeologis batu nisan makam Sultan Malik As-saleh yang berangka tahun 1297 M memperkuat pendapat bahwa Islam masuk di Indonesia sekitar abad ke-13.

Dalam ilmu sejarah, perbedaan pendapat merupakan suatu hal yang tak bisa dihindari. Kita harus bisa menyikapinya secara bijak dan sesuai dengan sumber-sumber yang valid. Dalam hal ini perlu juga dibedakan dalam tiga pengertian, yaitu masa kedatangan, proses penyebaran dan perkembangan agama Islam. Abad ke-7 dapat dipandang sebagai awal masuknya Islam di Nusantara (Indonesia). 

Namun pada waktu itu rupanya belum memungkinkan bagi para pedagang muslim untuk melakukan proses Islamisasi, mengingat masih kuatnya pengaruh Hindu. Untuk dapat melakukan proses Islamisasi memerlukan sekitar 5 atau 6 abad kemudian sampai terbentuknya kekuasaan yang bercorak kerajaan/kesultanan Islam, misalnya Perlak atau Samudra Pasai. Sejak itulah memungkinkan proses penyebaran dan pengembangan agama Islam di luar pusat kerajaan.

B. Proses Penyebaran Agama Islam di Indonesia

Menurut Uka Tjandra Sasmita (dalam Suntiah dan Maslani, 2014. hlm.194) proses penyebaran agama Islam melalui enam saluran, yaitu perdagangan, perkawinan, tasawuf, pendidikan, kesenian dan politik. 

1. Melalui Perdagangan
Awal masuknya Islam di Indonesia melalui perdagangan, pedagang-pedagang ini berasal dari Arab, Persia dan India. Islamisasi melalui perdagangan sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham. Mereka berhasil mendirikan masjid, bahkan di beberapa tempat seperti pesisir utara Jawa, penguasa-penguasa Jawa yang menjabat sebagai Bupati Majapahit banyak yang masuk Islam.


2. Perkawinan
Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada rakyat pribumi sehingga rakyat pribumi terutama putri-putri bangsawan tertarik untuk menjadi istri saudagar-saudagar itu. Sebelum menikah, mereka masuk Islam terlebih dahulu. Setelah memiliki keturunan, pada akhirnya membentuk kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan Islam. Jalur perkawinan ini jauh lebih menguntungkan apabila antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau raja, karena dari sini dapat mempercepat proses Islamisasi. Seperti yang terjadi antara Raden Rahmat atau Sunan Ampel dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Djati dengan puteri Kawunganten, Brawijaya dengan puteri Campaka yang nantinya memiliki keturunan yang bernama Raden Patah. 

3. Tasawuf
 Pengajar-pengajar tasawuf membawakan ajaran Islam dengan ajaran yang sebelumnya sudah dikenal oleh msyarakat luas. Mereka memiliki kekuatan magis dan dipercaya mempunyai kekuatan-kekuatan yang dapat menyembuhkan seseorang. Melalui tasawuf, “Bentuk” Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi memiliki persamaan dengan ajaran mereka sebelumnya, yaitu agama Hindu-Buddha. Ahli-ahli tasawuf tersebut, seperti Hamzah Fansuri, Syekh Lemah Abang, Sunan Panggung dan lain-lain. 

4. Pendidikan
Islam dibawakan melalui pendidikan, seperti pesantren yang kita kenal sekarang ini. Mereka yang belajar agama Islam tentu dapat menyebarkannya kembali ke daerah-daerah lain. 


5. Kesenian
Saluran Islamisasi melalui kesenian yang paling terkanl adalah pertunjukkan wayang. Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam pementasan wayang. Sunan Kaliga melakukan Islamisasi dengan penceritaan Mahabarata dan Ramayana ditambah dengan nama-nama pahlawan Islam. Sastra (Hikayat, babad), seni bangunan dan ukir dijadikan sebagai proses Islamisasi. 

6. Politik
Islam lebih mudah diterima dan berkembang ketika seorang raja masuk Islam. Karena pada saat itu, ketika seorang pemimpin masuk Islam pada umumnya rakyat pun akan mengikutinya.

Kamis, 01 Februari 2018

MASJID TERBESAR DI PULAU JAWA

5 MASJID TERBESAR DI PULAU JAWA!WAJIB DILIHAT

PULAU JAWA MERUPAKAN PULAU TERPADAT DI INDONESIA YANG TERDAPAT IBUKOTA NEGARA INDONESIA JAKARTA TETAPI JUGA TERDAPAT KOTA LAINYA YANG MENJADI KOTA METROPOLITAN INDONESIA.PENDUDUK PULAU JAWA JUGA TAAT BERIBADAH BUKTINYA TERDAPAT MASJID TERBESAR DAN TERMEGAH DI KOTA KOTA PULAU JAWA NAH AKU SUDAH MERANGKUM 5 MASJID TERBESAR DAN TERINDAH DI PULAU JAWA APA SAJA MARI KITA LIHAT
1.MASJID ISTIQLAL,JAKARTA

Masjid Istiqlal adalah yang terbesar di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara. Masjid ini dibangun pada 1970 oleh presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno dan berlokasi di DKI Jakarta.
Daya tampung tersebut terbagi di empat titik, yakni ruang shalat utama dan balkon serta sayap dengan kapasitas 61.000 orang, ruang pada bangunan pendahuluan 8.000 orang, ruang teras terbuka di lantai dua memuat 50.000 orang dan semua koridor dan tempat lainnya 81.000 orang.
Selain sebagai tempat ibadah di Jakarta, masjid yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 22 Februari 1978 ini, juga menjadi obyek wisata religi, pusat pendidikan dan pusat aktivitas syiar Islam.
2.MASJID KUBAH EMAS,DEPOK

Masjid Dian Al Mahri atau yang lebih dikenal dengan Masjid Kubah Emas, berlokasi di Depok, Jawa Barat. Dengan luas bangunan 8.000 meter persegi di atas tanah seluas 50 hektar, masjid ini memiliki daya tampung 20.000 jamaah.
Masjid ini memiliki lima kubah yang terdiri dari satu kubah utama dan empat kubah kecil yang semuanya dilapisi emas setebal dua hingga tiga milimeter dan mozaik kristal. Bentuk kubah utamanya menyerupai kubah Taj Mahal.
3.MASJID AGUNG JAWA TENGAH.SEMARANG

Masjid ini mulai dibangun sejak tahun 2001 hingga selesai secara keseluruhan pada tahun 2006. Masjid ini berdiri di atas lahan 10 hektare. Masjid Agung diresmikan oleh Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 14 November 2006. Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) merupakan masjid provinsi bagi provinsi Jawa Tengah.
Sejak Juni 2017, masjid ini telah memiliki sebuah stasiun televisi yakni MAJT-TV yang siarannya bekerjasama dengan TVKU Semarang. [1]
Sejarah Sunting
Keberadaan bangunan masjid ini tak lepas dari Masjid Besar Kauman Semarang. Pembangunan MAJT berawal dari kembalinya tanah banda (harta) wakaf milik Masjid Besar Kauman Semarang yang telah sekian lama tak tentu rimbanya. Raibnya banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang berawal dari proses tukar guling tanah wakaf Masjid Kauman seluas 119.127 ha yang dikelola oleh BKM (Badan Kesejahteraan Masjid) bentukan Bidang Urusan Agama Depag Jawa Tengah. Dengan alasan tanah itu tidak produktif, oleh BKM tanah itu di tukar guling dengan tanah seluas 250 ha di Demak lewat PT. Sambirejo. Kemudian berpindah tangan ke PT. Tensindo milik Tjipto Siswoyo.
4.MASJID RAYA BANDUNG

Masjid Agung Bandung adalah masjid yang berada di Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Status masjid ini adalah sebagai masjid provinsi bagi Jawa Barat. Masjid ini pertama dibangun tahun 1810, dan sejak didirikannya, Masjid Agung telah mengalami delapan kali perombakan pada abad ke-19, kemudian lima kali pada abad 20 sampai akhirnya direnovasi lagi pada tahun 2001 sampai peresmian Masjid Raya Bandung 4 Juni 2003 yang diresmikan oleh Gubernur Jabar saat itu, H.R. Nuriana. Masjid baru ini, yang bercorak Arab, menggantikan Masjid Agung yang lama, yang bercorak khas Sunda.
Masjid Raya Bandung, seperti yang kita lihat sekarang, terdapat dua menara kembar di sisi kiri dan kanan masjid setinggi 81 meter yang selalu dibuka untuk umum setiap hari Sabtu dan Minggu. Atap masjid diganti dari atap joglo menjadi satu kubah besar pada atap tengah dan yang lebih kecil pada atap kiri-kanan masjid serta dinding masjid terbuat dari batu alam kualitas tinggi. Kini luas tanah keseluruhan masjid adalah 23.448 m² dengan luas bangunan 8.575 m² dan dapat menampung sekitar 13.000 jamaah.
5.MASJID AL AKBAR ,SURABAYA

masjid terbesar kedua di Indonesia yang berlokasi di Kota Surabaya, Jawa Timur setelah Masjid Istiqlal di Jakarta. Posisi masjid ini berada di samping Jalan Tol Surabaya-Porong. Ciri yang mudah dilihat adalah kubahnya yang besar didampingi 4 kubah kecil yang berwarna biru. Serta memiliki satu menara yang tingginya 99 meter.
Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya dibangun sejak tanggal 4 Agustus 1995, atas gagasan Wali Kota Surabaya saat itu, H. Soenarto Soemoprawiro. Pembangunan Masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Wakil Presiden RI Try Sutrisno. Namun karena krisis moneter pembangunannya dihentikan sementara waktu. Tahun 1999, masjid ini dibangun lagi dan selesai tahun 2001. Pada 10 November 2000, Masjid ini diresmikan oleh Presiden RI KH. Abdurrahman Wahid.
Secara fisik, luas bangunan dan fasilitas penunjang MAS adalah 22.300 meter persegi, dengan rincian panjang 147 meter dan lebar 128 meter. Bentuk atap MAS terdiri dari 1 kubah besar yang didukung 4 kubah kecil berbentuk limasan serta 1 menara. Keunikan bentuk kubah MAS ini terletak pada bentuk kubah yang hampir menyerupai setengah telur dengan 1,5 layer yang memiliki tinggi sekitar 27 meter. Untuk menutup kubah, dipergunakan sebuah produk yang juga digunakan di beberapa masjid raya seperti Masjid Raya Selangor di Syah Alam (Malaysia). Ciri lain dari masjid raksasa ini adalah pintu masuk ke dalam ruangan masjid tinggi dan besar dan mihrabnya adalah mihrab masjid terbesar di Indonesia.